Garis Besar Silsilah dan Hubungan Keluarga Tokoh Majapahit Penting

1. Raden Sumana / Singhawardhana (Bhre Paguhan)

2. Wikramawardhana (Raden Gagak Sali) – Bhra Hyang Wisesa Aji Wikrama

3. Suhita (Bhre Daha II)

4. Kertawijaya (Brawijaya I / Bhre Tumapel III)

5. Rajasawardhana (Dyah Wijayakumara)


Hubungan Kompleks dalam Keluarga Majapahit:

Raden Rajasawardhana / Dyah Wijayakumara (Brawijaya II)


Tokoh Lain Terkait:

Girisawardhana / Dyah Suryawikrama / Bhra Hyang Purwawisesa (Brawijaya III)

Bhre Kertabhumi / Wijaya Parakramawardhana (Brawijaya V)


Catatan Penting:

Kerajaan Majapahit (Berdiri Sekitar 1293 – Akhir 1500-an)

Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Nusantara, berpusat di wilayah sekitar Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri kurang lebih selama 230 tahun.

Daftar Raja-Raja Majapahit Beserta Masa Pemerintahannya

  1. Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana)
    • Pemerintahan: 1293 – 1309
    • Pendiri Kerajaan Majapahit
  2. Jayanegara
    • Pemerintahan: 1309 – 1328
    • Putra Raden Wijaya
  3. Tribhuana Tunggadewi
    • Pemerintahan: 1328 – 1350
    • Permaisuri yang memimpin sebelum era Hayam Wuruk
  4. Hayam Wuruk (Rajasanegara)
    • Pemerintahan: 1350 – 1389
    • Raja terbesar Majapahit yang membawa puncak kejayaan
  5. Wikramawardhana
    • Pemerintahan: 1389 – 1429
    • Meneruskan masa kejayaan meski mulai ada konflik internal
  6. Bhre Wengker / Rajasawardhana
    • Pemerintahan: 1429 – 1453
    • Mengalami periode konflik dan perebutan kekuasaan
  7. Girishawardhana (Dyah Suryawikrama / Brawijaya III)
    • Pemerintahan: 1456 – 1466
    • Menghadapi berbagai konflik internal dan bencana alam
  8. Suraprabhawa (Singhawikramawardhana)
    • Pemerintahan: 1466 – 1474
    • Masa pergolakan dan kudeta
  9. Bhre Kertabhumi
    • Pemerintahan: 1474 – 1478
    • Raja terakhir yang berkuasa dari pusat Majapahit sebelum keruntuhan
  10. Girindrawardhana (Ranawijaya)
    • Pemerintahan: 1478 – 1527
    • Memerintah dari wilayah luar, berusaha mempertahankan sisa kerajaan

Catatan Penting

Konflik Internal dan Kebakaran Ibu Kota Majapahit

Latar Belakang Kekuasaan

Masa Pemerintahan Bhre Pandalanas (Dyah Suprabhawa)

Naiknya Bhre Kertabhumi

Akibat Konflik

Kerusuhan internal dan perebutan kekuasaan yang berlangsung selama beberapa dekade, terutama antara Bhre Pandalanas (Dyah Suprabhawa) dan Bhre Kertabhumi, menyebabkan hancurnya pusat pemerintahan Majapahit. Kebakaran ibu kota merupakan simbol runtuhnya kekuatan politik dan kejayaan terakhir kerajaan Majapahit.

Sejarah “Kudeta Senyap” Majapahit (1466–1478)

Latar Belakang

Masa Pemerintahan Girishawardhana (1456–1466)

Kudeta Senyap oleh Dyah Suraprabawa

Konflik Berkepanjangan

Kutipan Pararaton tentang Masa Suraprabawa

“Bhre Pandansalas (Suraprabawa) naik tahta pada tahun 1388 Saka (1466 M). Setelah dua tahun memerintah, ia meninggalkan keraton. Para putra Sang Sinagara (putra Samarawijaya) melancarkan serangan hingga menyebabkan Suraprabawa wafat di Kedaton tahun 1400 Saka (1478 M). Setelah itu terjadi peristiwa gunung meletus pada tahun 1403 Saka (1481 M).”

Ringkasan Kronologi Paregreg dan Keruntuhan Majapahit

1. Awal Konflik

2. Naiknya Girishawardhana

3. Pemerintahan Singhawikramawardhana

4. Dyah Ranawijaya vs Bhre Kertabhumi

5. Majapahit Setelah 1478

6. Kesimpulan


Girishawardhana Dyah Suryawikrama (Bhra Hyang Purwawisesa)

1. Kekosongan Takhta (1453–1456)

2. Pemerintahan Girishawardhana

3. Akhir Hidup

Jika kita gabungkan dengan data dari Paregreg, maka masa Girishawardhana ini adalah fase lanjutan dari konflik internal Majapahit yang dimulai sejak masa Rajasa wardhana dan menjadi salah satu pemicu terpecahnya kerajaan.

Berikut saya buatkan alur perang saudara Majapahit (1453–1478) dalam bentuk kronologis dan skema ringkas supaya mudah dipahami bagaimana konflik internal tersebut memicu keruntuhan Majapahit.

Alur Perang Saudara Majapahit 1453–1478

1. Rajasawardhana (Dyah Wijayakumara)

2. Kekosongan dan Perebutan Takhta (1453–1456)

3. Girishawardhana (Dyah Suryawikrama / Bhra Hyang Purwawisesa) (1456–1466)

4. Suraprabhawa (Dyah Suraprabhawa / Bhre Pandansalas / Singha wikramawardhana) (1466–1474)

5. Ranawijaya (Dyah Ranawijaya / Girindrawardhana) (1474–?)

6. Setelah 1478

Skema Alur Konflik dan Penguasa

Rajasawardhana (sampai 1453)
      │
      ├─> Kematian → Kekosongan kekuasaan (1453–1456)
      │
      └─ Perebutan Tahta
           ↙              ↘
 Samarawijaya          Girishawardhana (1456–1466)
 (putra Rajasawardhana)   (adik Rajasa wardhana)
           │                     │
           │                 Wafat 1466
           │                     │
       Bhre Kertabhumi        Suraprabhawa (1466–1474)
       (adik Samarawijaya)    (adik Giri shawardhana)
           │                     │
           │               Mundur ke Daha 1474
           │                     │
           └────────────> Ranawijaya Brawijaya VI (1474–?) 
                             Serang Bhre Kertabhumi Brawijaya V 1478 (tewas)

Girishawardhana Dyah Suryawikrama

Kekosongan Kekuasaan (1453–1456) dan Perebutan Takhta

Girishawardhana Dyah Suryawikrama (Brawijaya III)

1. Latar Belakang

2. Naik Takhta

3. Peristiwa Penting

4. Akhir Hayat

Perebutan Kekuasaan Majapahit (1453–1466)

1. Latar belakang konflik

2. Peran Ibu Suri Jayeswari

3. Konflik kedua setelah 1464

4. Akhir masa Giri shawardhana

Giri shawardhana
Giri shawardhana Dyah Suryawikrama
Maharaja Majapahit ke 9
Berkuasa Majapahit (1456-1466)
PendahuluRajasa wardhana
PenerusSingha wikramawardhana
KelahiranDyah Suryawikrama
Kematian1466
PemakamanCandi Puri , Puri, MojokertoJawa Timur
PasanganMahāmahisī Dyah Sawitri, Bhre Kabalan
WangsaRajasa
AyahKertawijaya
IbuJayawardhanī Dyah Jayeswari, Bhre Daha

Profil Girishawardhana Dyah Suryawikrama (Brawijaya III)


Pemerintahan dan Peristiwa Penting


Perebutan Kekuasaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *